Batasi screen time anak menjadi tantangan besar bagi orang tua di era digital. Gadget seperti ponsel dan tablet sering mengalihkan perhatian anak dari aktivitas produktif. Berdasarkan rekomendasi IDAI, anak usia sekolah sebaiknya hanya menggunakan layar maksimal dua jam per hari. Orang tua harus aktif membimbing anak agar seimbang antara dunia digital dan nyata. Misalnya, orang tua bisa menetapkan jadwal penggunaan gadget setiap hari.
Membatasi waktu layar membutuhkan kerja sama keluarga. Orang tua dapat membuat zona bebas gadget, seperti saat makan malam. Kegiatan ini memperkuat ikatan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada layar. Selain itu, orang tua sebaiknya memberi contoh dengan mengurangi penggunaan ponsel mereka sendiri. Anak meniru kebiasaan orang tua, jadi konsistensi sangat penting. Ajak anak melakukan aktivitas offline, seperti membaca atau bermain di luar rumah.
Sekolah juga berperan dalam edukasi penggunaan gadget yang sehat. Di SMK Cokroaminoto, siswa diajarkan manajemen waktu untuk mendukung prestasi akademik. Orang tua bisa mengadopsi pendekatan serupa di rumah dengan membuat aturan jelas. Misalnya, batasi screen time hanya untuk keperluan belajar atau hiburan edukatif. Pastikan anak memahami tujuan aturan ini agar mereka patuh.
Selain aturan, orang tua perlu memantau konten yang anak akses. Gunakan fitur parental control untuk memfilter aplikasi atau situs berbahaya. Ajak anak berdiskusi tentang dampak negatif screen time berlebihan, seperti gangguan tidur atau kurang fokus. Dengan pendekatan ini, anak belajar bertanggung jawab. Batasi screen time bukan hanya soal aturan, tetapi juga membangun kebiasaan sehat. Orang tua dan anak bisa bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif.
Comments are closed