Bisnis tanpa modal pupuk kompos organik menjadi peluang emas bagi siswa SMK saat ini. Sektor agribisnis Indonesia membutuhkan solusi inovatif untuk mengatasi limbah organik rumah tangga yang mencapai 60% total sampah nasional. Peluang ini sangat cocok dikembangkan siswa program Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Memulai usaha kompos tidak memerlukan investasi besar sama sekali. Siswa cukup mengumpulkan sampah organik dari lingkungan sekitar seperti sisa sayuran, kulit buah, dan daun kering. Bahan tambahan seperti tanah, sekam padi, dan kapur pertanian mudah diperoleh gratis dari petani lokal.
Proses pembuatan kompos terbilang sederhana namun memerlukan ketekunan tinggi. Pertama, siapkan wadah bekas atau ember besar sebagai tempat fermentasi. Kemudian, campurkan sampah organik yang sudah dicacah dengan perbandingan 3:1 bahan hijau dan coklat. Selanjutnya, tambahkan aktivator kompos alami atau EM4 untuk mempercepat penguraian.
Masa fermentasi kompos berkualitas membutuhkan waktu 2-3 bulan dengan pembalikan rutin setiap minggu. Selama proses berlangsung, siswa dapat memasarkan produk melalui media sosial atau kerjasama dengan toko pertanian. Harga jual pupuk kompos organik berkisar Rp15.000-25.000 per kilogram, tergantung kualitas dan kemasan.
Siswa SMK Cokroaminoto khususnya jurusan ATPH memiliki keunggulan pengetahuan teknis budidaya tanaman. Keahlian ini membantu mengembangkan bisnis tanpa modal kompos organik menjadi usaha berkelanjutan. Dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui program pengolahan sampah organik semakin memperkuat prospek usaha ini.
Kunci sukses terletak pada konsistensi produksi dan membangun jaringan pemasaran yang kuat. Dengan tekad dan ilmu yang tepat, bisnis tanpa modal pupuk kompos dapat menjadi sumber penghasilan berkelanjutan bagi siswa SMK.
Comments are closed